Minggu, 30 Oktober 2011

Oral Seks VS Kanker Mulut


Oral Seks Penyebab Kanker
Tahukah anda bahwa aktivitas oral seks bisa menyebabkan timbulnya kanker mulut? Sebuah penelitian dari The John Hopkins University School of Medicine scientists menyebutkan bahwa aktivitas oral seks merupakan salah satu cara berpindahnya human papillomavirus (HPV) yaitu virus penyebab terjadinya kanker servik dari servik ke mulut yang bisa menyebabnya munculnya kanker mulut.
Sebuah studi juga mengemukakan jumlah penderita kanker mulut setiap tahun nya semakin bertambah selama sepuluh tahun terakhir ini, bahkan melebihi penderita kanker testis dan kanker servik itu sendiri. Rata-rata penderita tersebut adalah mereka yang berusia dibawah 45 tahun dimana aktifitas seksual mereka sedang tinggi.
Pencegahan
Meski oral seks merupakan salah satu penyebab kanker mulut namun anda tak perlu terlalu khawatir, karena resiko terjangkitnya kanker mulut melalui seks oral masih terbilang rendah yaitu 1:10.000 orang. Sebaliknya rokok masih manjadi faktor utama menyebab kanker mulut disamping alkohol. Keduanya beresiko lebih tinggi 30 kali menyebabkan kanker mulut dibanding oral seks. Namun ada baiknya anda tetap waspada, tetap setia dan tidak bergant-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual merupakan cara terbaik menghindari diri anda dari kanker mulut. Cara lainnya adalah dengan terlebih dahulu memerikasaan diri anda dan pasangan ke klinik gigi dan gusi untuk melakukan tes STD atau pengecekan kesehatan mulut untuk memastikan bahwa anda atau pasangan tidak membawa virus HPV. Hal ini terutama dilakukan bagi pasangan yang hendak menikah.
Vaksinasi
Vaksinasi juga merupakan alternatif pencegahan terjangkitnya virus HPV, namun vaksinasi HPV hanya dilakukan untuk wanita terutama wanita muda, sementara bagi pria hanya bisa melakukan vaksinasi pencegahan kanker servik melalui suntikan yang dilakukan selama 6 bulan dengan biaya yang terbilang mahal.
Riwayat Seksual Pasangan
Tidak yakin dengan riwayat seksual pasangan kadang membuat anda tetap merasa tidak aman melakukan oral seks meski hasil tes menyatakan bahwa anda berdua tidak membawa virus HPV. Untuk itu tidak ada salahnya jika anda memakai pelindung atau kondom saat melakukan oral seks. Meski cara tersebut bukan cara menyenangkan bagi kehidupan seksual anda dan pasangan, namun play safe lebih baik dibanding pengobatan bukan?
Penanganan
Deteksi lebih dini terhadap kanker mulut dapat memperbesar tingkat keberhasilan pengobatan. Waspada jika terjadi luka disekitar membran mulut yang tak kunjung sembuh setelah tiga minggu, atau munculnya benjolan-benjolan kecil disekitar mulut berwarna merah dan putih. Segera hubungi dokter anda secepatnya jika anda mengalami indikasi terjangkitnya kanker pada mulut anda.

Sumber : http://www.dechacare.com

Yang Harus Dihindari Pemakai Kawat Gigi
 


Kawat gigi atau braces merupakan bagian dari perawatan orthodonti untuk mempercantik gigi yang kurang rapi. Berbeda dengan dahulu, kini braces memiliki berbagai tampilan yang trendi dan bergaya sehingga makin banyak orang tertarik menggunakannya.
Yang penting untuk diperhatikan para pengguna kawat gigi adalah masalah kebersihan dan kesehatan gigi. Bagian kawat, karet, dan materi lain yang dipakai di gigi bisa menarik sisa makanan dan plak yang akan menodai gigi, bahkan menimbulkan lubang jika kita malas membersihkannya.
Dokter gigi merekomendasikan agar pengguna kawat gigi menyikat gigi setiap kali selai makan atau ngemil dengan pasta gigi yang mengandung fluoride, serta secara teliti membersihkan makanan yang mungkin masih terselip di sela kawat gigi.
Ketika memakai kawat gigi, kebanyakan makanan masih bisa kita konsumsi terutama jika kita memotongnya menjadi bagian kecil. Akan tetapi ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari.
- Makanan keras dan permen
Makanan yang terlalu keras, snack, serta permen yang keras sebaiknya dihindari karena bisa menyebabkan kawat bengkok, pecah, atau pun terlepas dari karet. Bila Anda ingin makan buah atau makanan yang keras, sebaiknya pototng-potong menjadi bagian kecil.
Jika ingin makan kacang, tumbuklah sebentar, sementara itu sebaiknya permen tidak digigit tetapi dihidap. Sebaiknya hindari pula menggigit es batu.
- Makanan yang lengket
Makanan atau permen yang lengket akan menempel pada gigi dan bagian-bagian kawat sehingga berpotensi merusak karet dan kawatn. Jika ada yang tersangkut umumnya juga lebih sulit dibersihkan.
- Makanan dengan kadar keasaman tinggi
Makanan yang mengandung asam yang tinggi, seperti lemon, jeruk nipis atau soda bisa merusak enamel gigi dan menyebabkan warna gigi tidak rata. Dampaknya akan jelas terlihat sesudah braces dilepas.

Sabtu, 29 Oktober 2011

Cermat Pilih Dokter Ahli Kawat Gigi


MEMASANG kawat gigi sebagai upaya memperbaiki  fungsi kesehatan dan estetika kini telah banyak dipilih.  Namun begitu, minimnya pengetahuan masyarakat tentang kedokteran gigi kerap menimbulkan masalah.  Tak sedikit ditemukan kasus malpraktik dari oknum dokter gigi atau orang yang mengaku kompeten dalam bidang gigi.

Untuk mengantisipasi adanya kerugian dalam hal praktik pemasangan kawat gigi, Ketua Umum Ikatan Ortodontis Indonesia (Ikorti) Prof Dr Eky Soeria Soemantri, SpOrt menyarankan masyarakat lebih cermat memilih pelayanan pemasangan kawat gigi. "Banyak dokter gigi atau orang yang mengaku ahli gigi yang sebenarnya tak kompeten melakukan pemasangan kawat gigi. Karena salah prosedur akibatnya bisa membahayakan pasien. Hati-hatilah dalam memilih perawatan," ujar Prof Eky di Jakarta, Kamis (29/5).

Supaya tidak salah pilih, kata Prof Eky, ada beberapa cara sederhana yang dapat dijadikan panduan.  Yang paling mudah adalah mengetahui bahwa dokter yang berpraktik memiliki gelar spesialis ortodontis atau disingkat SpOrt.  "Seorang dokter gigi harus menjalani pendidikan tambahan 3 hingga 4 tahun  untuk mendapat gelar ini," ujarnya.

Ortodontis merupakan salah satu dari tujuh cabang kedokteran gigi.  Yang tercakup dalam ortodontis adalah oklusi atau terkatupnya gigi geligi atau kedaan di mana gigi rahang atas bertemu rahang bawah. Kelainan oklusi (maloklusi) dapat dibagi menjadi tiga tingkat, mulai dari susunan tidak rata atau berjejal,  gigi tonggos (overbite), hingga perkembangan rahang yang tak harmonis. Masalah-masalah seperti itulah yang bisa diatasi oleh seorang spesialis ortodontis.

Prof Eky menambahkan, dengan penanganan dokter spesialis yang tepat, tujuan pengobatan tentu akan bisa tercapai. Lama perawatan dan pemasangan gigi bervariasi, yakni 1-3 tahun dengan waktu kontrol setiap 3-5 minggu.

"Namun bila datang ke orang yang salah, tentu akibatnya bisa sangat bahaya. Jangan main-main karena dampaknya bisa seumur hidup. Kepala bisa pusing-pusing, gangguan pada rahang, dan biasanya lebih sulit diperbaiki," katanya.
Setiap bulannya, Prof Eky mengaku selalu menerima pasien yang harus diperbaiki atau dirawat ulang akibat kesalahan dalam praktik ortodontis.  "Setiap bulannya saya menerima tiga hingga lima pasien dari sekitar 20 pasien yang mengalami salah  perawatan," tandasnya.

Kamis, 27 Oktober 2011


Wanita Berbadan Kurus Lebih Sulit Hamil


Kompas.com - Berat badan yang ideal merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan kehamilan. Namun yang kurang diketahui adalah berat badan terlalu kurus jauh lebih berpengaruh dalam kesuburan dibanding dengan orang yang kegemukan.
Dr.Richard Sehrbahn, pakar fertilitas dari Chicago, AS, mengatakan bahaya dari berat badan terlalu kurus selama ini sering diabaikan. Padahal, dalam penelitian yang dilakukannya, orang kurus lebih sulit hamil dibanding dengan orang yang gemuk.
Selama 8 tahun Sherbahn, yang berpraktik di Advanced Fertility Center of Chicago, telah menangangi 2.500 sesi program bayi tabung. Para wanita yang menjadi pasiennya dibagi ke dalam tiga kelompok berdasarkan berat badan, sangat kurus, normal, dan obesitas. Wanita dari kelompok berat badan normal termasuk dalam wanita yang dikelompokkan kegemukan di Inggris.
Sekitar 50 persen dari wanita di kelompok berat badan normal telah memiliki bayi. Demikian pula 45 persen wanita dari kelompok obesitas, termasuk wanita yang masuk dalam sangat kegemukan.
Akan tetapi pada wanita yang tergolong sangat kurus, angka keberhasilan kehamilannya hanya 34 persen. Wanita yang disebut terlalu kurus dalam kelompok ini adalah yang indeks massa tubuhnya berkisar 14-18.
Menurut Sherbahn, kesulitan hamil secara alami pada wanita kurus terjadi karena penurunan hormon estrogen. Akan tetapi wanita yang ikut program bayi tabung akan diberikan hormon sehingga seharusnya hal ini bukan jadi penyebab rendahnya angka keberhasilan hamil.
Para wanita dalam tiga kelompok penelitian ini memproduksi sel telur dalam jumlah yang sama, karena itu pada wanita yang terlalu kurus masalahnya terjadi pada proses selanjutnya. Kemungkinannya adalah embrio sulit menempel ke rahim karena wanita yang terlalu kurus biasanya kekurangan gizi.
"Kegagalan pembuahan yang terjadi mungkin bagian dari proses evolusi. Tubuh seolah mengatakan jika terlalu kurus berarti tidak cukup makanan yang tersedia sehingga ini bukan waktu yang tepat untuk bereproduksi dan kondisi uterus tidak berada dalam kondisi terbaiknya," katanya.
Ia menambahkan, kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa tubuh yang terlalu kurus bisa mengganggu kesuburannya. "Para gadis muda sepertinya berpikir tubuh super kurus adalah yang ideal. mereka tidak memahami ada risiko di balik itu," imbuhnya.
Karena itu ia menyarankan agar wanita yang sedang berusaha untuk memiliki momongan, baik secara alami atau mengikuti program kesuburan dan bayi tabung, untuk menaikkan berat badannya mendekati berat ideal.

Pengguna Braces, Sebaiknya Sikat Gigi Manual



SALAH SATU masalah estetik gigi yang paling banyak dikeluhkan orang adalah bentuk gigi yang berjejal, sebab gigi berjejal menjadi tempat ideal bagi perkembangan bakteri. Untuk mendesain ulang bentuk gigi yang terlanjur semrawut dibutuhkan braces dengan perawatan lebih dan waktu yang cukup lama pada gigi, supaya didapatkan bentuk wajah yang sesuai.
Menurut Drg. Joko Kusnoto, ahli orthodonti, keperluan merawat gigi seperti menggosok gigi bagi pengguna braces maupun kawat gigi cukup dilakukan secara manual saja. "Menggosok gigi bagi pemakai kawat gigi, behel maupun braces lebih bagus dilakukan secara manual, sebab pemakaian sikat gigi elektrik dikhawatirkan malah membuat gigi tidak bersih," buka Joko di Jakarta, Rabu (23/7).
Ucapan Joko didasarkan pada pengalaman selama menanggani pasien di Kusnoto Orthodontist General Dentistry. Dalam menanggani berbagai macam pasien pengguna braces, Joko menyimpulkan bahwa banyak pasien yang memakaielektric mouth brush. "Memakai sikat gigi yang digerakkan oleh tenaga elektrik hanya akan membersihkan sebagian gigi saja, sedang sebagian lagi pasti terhalang oleh permukaan braces," beber Joko.
Dengan memakai sikat gigi yang digerakkan secara manual, diharapkan dapat lebih menjangkau semua bagian mulut yang ditumbuhi gigi. Dengan catatan, bentuk sikat gigi sesuai dengan struktur mulut dan gigi, supaya proses penjangkauan dan penggosokan dapat dilakukan di seluruh daerah mulut.
"Lebih baik memakai sikat berbulu lembut dengan bentuk ujung agak meruncing dan sedikit melengkung atau bisa juga memakai sikat khusus seperti, specialist brush lips yang digerakkan oleh tangan," kata Joko. Joko lantas menambahkan menggosok gigi secara manual juga mendapatkan nilai tersendiri selain membuat gigi menjadi bersih. "Tangan jadi lebih sehat, sebab ikut berolahraga. Daripada memakai sikat gigi elektrik yang memakai tenaga baterai," kelakar Joko.


TUKANG GIGI DAN RISIKO INFEKSI


Artikel mengenai bahaya tukang gigi pada kompas.com
 TUKANG GIGI DAN RISIKO INFEKSI

 KOMPAS.com -  Di sebuah ruangan yang tak begitu besar dengan peralatan seadanya, Putera hampir setiap hari menangani pasien yang datang ke tempatnya dengan masalah gigi.  Pria berusia 30 tahun itu mengklaim dirinya sebagai seorang ahli gigi. Ia sudah menekuni profesinya sejak tahun 2004 dan membuka praktek di kawasan Jakarta Timur.
Putera menuturkan, keahliannya itu ia peroleh saat mengikuti kursus yang diajarkan oleh seorang tekniker gigi pada 2001 silam di Mojokerto. Tekniker, tutur dia,  adalah rekan dari dokter gigi yang biasa membuat gigi palsu, serta segala hal yang berkaitan dengan kesehatan gigi.
Pasien yang ditangani Putera tak terhitung lagi banyaknya. Namun dari keseluruhan pasien yang datang, kebanyakan adalah para orang tua dengan usia sudah cukup lanjut.  Mereka biasanya datang untuk dibuatkan gigi palsu. "Ya, paling sering sih kakek-kakek yang datang," imbuhnya.
Putera cukup sadar kalau pekerjaan yang dilakukannya itu bukannya tanpa risiko kesehatan. Dalam menangani setiap pasien, ia  mengaku selalu melakukannya dengan sangat hati-hati. Menurut  Putera, ada beberapa hal yang tidak bisa ditangani oleh ahli gigi di antaranya, tambal, cabut gigi, dan memberisihkan karang gigi.  Bahkan untuk memasang gigi palsu, putera pun mengaku tidak sembarang memasangnya.
"Kalo masang gigi palsu juga lihat kondisi gigi pasiennya. Masalahnya, ahli gigi tidak bertindak sembarangan, karena dasar-dasarnya sudah ada," jelasnya.
Selama bertahun-tahun menggeluti profesinya, Putera mengaku tidak pernah ada masalah dengan pelangannya. "Alhamdullilah selama ini nggak ada yang komplain," tambah pria satu anak ini.
Saat disinggung soal ijin praktek gigi yang telah dijalaninya, Putera mengatakan kalau tempat prakteknya sudah mendapat izin dari ASTAGIRI (Asossiasi Tukang Gigi Mandiri). Menurut Putera setiap sebulan sekali, para ahli gigi biasanya kerap mengadakan pertemuan. Salah satu yang menjadi isi kesepakatan dalam pertemuan itu adalah, para ahli gigi disarankan untuk tidak mencabut, dan tambal.
Lalu, bagaimana dengan pemasangan bracket atau kawat gigi? Apakah seorang ahli gigi boleh melakukan pemasangan kawat gigi? Putera sendiri sampai saat ini mengaku belum pernah melakukannya. Dia beralasan, kalau pemasangan behel adalah tugas seorang dokter gigi dan bukan wewenangnya.
Di tempat berbeda, Wahyu yang juga berprofesi sebagai ahli gigi justru mengaku telh terbiasa memasang kawat gigi. Pasien yang datang pun bervariasi, mulai dari hanya iseng-iseng sampai yang memang bermasalah dengan giginya.
Tarif yang biasa dikenakan Wahyu untuk pemasangan behel bervariasi antara dari Rp 1,5 sampai Rp 2,5 juta.  Khusus untuk gigi atas saja, Wahyu mematok  harga Rp 800 ribu. Harga ini tentunya jauh lebih murah ketimbang seseorang ke dokter spesialis gigi.
Wahyu mengklaim, prinsip kerja yang dilakukannya dengan dokter gigi tidak jauh berbeda. Bahkan dia berani menjamin gigi bisa menjadi rapih asalkan rutin kontrol. "Pasang behel, kalau di dokter sama di sini sama saja. Hasilnya pasti sama," tegasnya.
Tapi, ada satu hal yang membedakan ahli gigi dan dokter gigi. "Bedanya kalau di dokter, pasti ada gigi yang dicabut, kalau kita nggak," tambahnya. 
Untuk kontrol pasca pemasangan behel, Wahyu biasanya meminta pasien untuk datang minimal sebulan sekali. Untuk sekali datang kontrol, seorang pasien dikenakan biaya Rp 50 ribu. Sedangkan untuk biaya membersihkan bracket, dan mengganti karet yang lepas, harga yang dipatok relatif sama.
Merry, salah satu pengguna jasa ahli gigi mengatakan, kalau biaya pemasangan behel jauh lebih murah di ahli gigi ketimbang harus ke dokter. Dia pun tak merasa khawatir kalau terjadi  sesuatu yang salah pada giginya. "Kalau bisa cari yang murah lebih bagus, kenapa nggak?" ujarnya.
Perlu ditindak
Menanggapi maraknya praktik tukang gigi, Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg. Zaura Rini Matram menuntut pengawasan dan tindakan yang lebih tegas dari pemerintah terhadap profesi tukang gigi yang bertindak di luar batas kewenangan.
Pemerintah telah mengatur batasan praktik tukang gigi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 339 tahun 1989 tentang kewenangan pekerjaan tukang gigi.

Dalam salah satu pasalnya  tertulis bahwa tukang gigi dalam melakukan pekerjaannya diberikan wewenang dalam hal membuat gigi tiruan lepasan dari karilik sebagian atau penuh dan memasang gigi tiruan lepasan.
"Ke depannya, PDGI menganjurkan tukang gigi harus di hapus dan di hilangkan dari masyarakat. Masyarakat harus tahu, ada batasan-batasan yang tidak boleh dilakukan tukang gigi," ujar Rini.
PDGI  beralasan, pelayanan tukang gigi yang ada saat ini tidak didasarkan pada pemahaman dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi.
"Membutuhkan pendidikan yang lama, karena kita bekerja pada jaringan yang hidup, yang berkaitan dengan kesehatan seluruh tubuh," jelasnya.
Risiko infeksi
Ia menambahkan, pemasangan kawat gigi yang saat ini marak di lakukan tukang gigi juga sangat ditentang PDGI. Jika hal ini dilakukan oleh pihak yang tidak berkompeten, maka bisa membawa efek samping yang lebih parah pada pasien.
Efek itu mulai dari infeksi ringan pada gusi sampai ke jaringan yang lebih dalam pada tulang yang menyebabkan pembengkakan. Selain itu, ada risiko jaringan yang tumbuh tidak normal, arahnya dapat berakibat pada keganasan.
Bukan hanya itu, penanganan yang tidak tepat juga bisa berakibat pada penyakit infeksi lainnya. Misalnya pada ibu hamil bisa berakibat kelahiran prematur dan bayi lahir dengan berat badan yang rendah.
"Tukang gigi sangat merugikan masyarakat, PDGI minta agar peraturan ini dilaksanakan dan ditegakkan. Untuk masalah kesehatan masyarakat, PDGI tidak mau kompromi," pungkasnya.
 Sumber: http://health.kompas.com/read/2011/04/04/14572541/Tukang.Gigi.dan.Risiko.Infeksi

Senin, 03 Oktober 2011

tutorial ke 2

SKENARIO II


sakit gigi

Step 1
istilah yang belum diketahui :
bengkak, meriang, resep

step 2
daftar masaalah :
.apa penyebab gusi membengkak ?
.bagaimana cara menangkal sakit gigi?
.apa penyebab, permasalahan gigi dan mulut ?
.obat apa yang biasanya dipakai untuk mengurangi sakit gigi?
.adakah obat tradisional yang terbukti berkhasiat mengurangi rasa sakit pada gigi?
.bagaimana cara merawat gigi dengan baik?
.tips mengatasi gusi bengkak?
.apa gejala gusi bengkak?

step 3
jawaban/kesimpulan sementara :
.penyebab gigi bengkak =

step 4
maping

step 5
LO tutorial klompok 3
1. apa tugas seorang dokter gigi (LO)
2. apa penyebab sakit gigi (LO)
3. apa saja hak seorang pasien (LO)
4. apa saja factor penunjang komunikasi yang efektif (LO)
5. apa saja karakteristik dan komponen dalam komunikasi (LO)
6. apakah hubungan skit gigi dengan meriang (LO)
7. bagaimana cara mengatasi pasien anak yang tidak mau diam (LO) 
8. apa saja ciri-ciri komunikasi yang efektif (LO)